oleh: Mohammad Fauzil Adhim
TELAH berapa banyak dosa yang kita perbuat? Andaikata
dosa-dosa kita ditumpuk seperti pakaian kotor, setinggi apakah dosa kita? Usia
kita bertambah setiap hari, meski hakekatnya adalah hitungan mundur...
Berkurang setiap hari sampai akhirnya habis tak tersisa lagi.
Betapa sering hati merasa yakin bahwa pahala telah bertumpuk
atas amal-amal kita yang tak seberapa, tetapi lupa menghitung dosa. Kadang
tersadar sejenak bahwa dosa kita banyak, tetapi tak bersungguh-sungguh memohon
ampun kepada Allah Ta'ala. Padahal Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam saja
memohon ampun lebih dari 70 kali sehari. Ataukah kita merasa lebih bersih dari
pribadi mulia ini? Astaghfirullahal 'azim...
Jika setiap penyakit ada obatnya,
bukan obat dosa adalah istighfar? Inilah yang kita ingat dan renungi dari Abu
Dzar radhiyallahu 'anhu.
Mari sejenak kita renungi do'a
berikut ini:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِيْ
ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ
مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
"Ya Allah, sesungguhnya aku
telah menganiaya diriku dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali
Engkau, karenanya, ampunilah dosa-dosaku dengan ampunan dari-Mu dan berilah
rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(Do'a dari HR. Bukhari & Muslim).
Sebanyak apa pun dosa kita, betapa
pun kita masih terus-menerus menganiaya diri sendiri, tetap ada harapan meraih
ampunan Allah Ta'ala. Selagi diri ini tak mempersekutukan Allah 'Azza wa Jalla,
maka sebesar apa pun dosa kita yang kita perbuat, pintu ampunan masih terbuka.
Maka, marilah kita telisik, adakah kesyirikan itu melekat dalam diri kita?
Selebihnya, adakah kesungguhan dalam memohon ampunan-Nya?
Mari sejenak kita renungi hadis ini:
يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا
دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي،
يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ
اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي
بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً
لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Wahai Anak Adam, sesungguhnya kamu
berdo'a kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni kamu, Aku tidak
peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai Anak Adam seandainya
dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian kamu minta ampun kepada-Ku
niscaya akan Aku ampuni kamu. Wahai Anak Adam sesungguhnya jika kamu datang
kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian kamu menemui-Ku dengan tidak
menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui kamu dengan sepenuh itu pula
ampunan." (HR. Tirmidzi).
Semoga catatan ringkas ini bermanfaat
untuk mengingati dosa kita yang semakin bertumpuk sekaligus berharap ampunan
kepada Allah 'Azza wa Jalla seraya berusaha membersihkan tauhid di hati kita
dari kesyirikan. Marilah sejenak kita berdo'a seraya menghayati maknanya:
ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺍَﻧَّﺎﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ
ﺍَﻥْ ﻧُﺸْﺮِﻙَ ﺷَﻲْﺀًﺍ ﻧَﻌْﻠَﻤُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻟِﻤَﺎ ﻻَ ﻧَﻌْﻠَﻤُﻪ
"Ya Allah, kami berlindung
kepada-Mu dari kesyirikan yang kami ketahui dan kami mohon ampun atas apa-apa
yang tidak kami ketahui."*
Sumber :
http://www.hidayatullah.com/read/2013/05/17/147/kepada-nya-kita-memohon-ampun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar