Setiap
tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Tidak ada
perayaan besar-besaran untuk memeringatinya. Namun, perayaan Hari Buku
Nasional sudah dilaksanakan sejak 2002. Penentuan Hari Buku Nasional
adalah buah pemikiran Menteri Pendidikan dari Kabinet Gotong Royong,
Abdul Malik Fadjar (periode 2001-2004).
Penetapan Hari Buku Nasional menjadi
salah satu upaya pemerintah untuk memacu minat baca masyarakat
Indonesia, sekaligus menaikkan penjualan buku. Hal itu tak lepas dari
kondisi memprihatinkan di Indonesia, dimana rata-rata hanya 18 ribu
judul buku yang dicetak setiap tahunnya. Jumlah tersebut jauh di bawah
Jepang dengan 40 ribu judul buku per tahun atau China dengan 140 ribu
judul per tahun.
Gagasan ini juga diperlukan diperlukan
untuk meningkatkan minat baca dan angka melek huruf yang di Indonesia
yang masih rendah kala itu. Tingkat melek huruf di Indonesia pada orang
dewasa atau penduduk berusia di atas 15 tahun, menurut laporan UNESCO,
pada 2002 hanya 87,9 persen. Angka tersebut kalah jika dibandingkan
dengan negara tetangga seperti Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3
persen), dan Thailand (92,6 persen) di tahun yang sama.
Menumbuhkan kebiasaan membaca buku
menjadi tantangan bagi bangsa ini. Namun, tantangan itu tetap harus
dihadapi bersama. Ini penting karena menyangkut kualitas hidup
masyarakat Indonesia.
Tantangan yang tengah dihadapi bangsa
ini, bukan lagi sekadar bagaimana agar seluruh penduduk negeri ini bisa
membaca, menulis, dan menghitung. Tantangan terbesar adalah menyiapkan
calon penerus bangsa ini menjadi menjadi generasi pemenang.
Untuk mewujudkan itu, ada tiga modal
utama yang harus dimiliki, yaitu literasi dasar, kompetensi utama, dan
karakter. Terkait literasi dasar, selain kemampuan baca tulis dan
hitung, juga harus dibarengi kemampuan literasi lainnya seperti literasi
IT, literasi sains juga literasi finansial, dan kemampuan literasi
lainnya yang sejalan dengan tuntutan jaman.
Modal berikutnya kompetensi yang
dibutuhkan di masa depan, yaitu kemampuan untuk berpikir kritis,
kemampuan untuk kreatif, kemampuan untuk berkomunikasi, kemampuan untuk
bekerja sama.
Menurut Supriyanto, Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional, meningkatkan kegemaran membaca, dimulai dari menumbuhkan reading interest, reading habbit, reading culture, sampai reading skill. Sehingga pengetahuan yang diperoleh dari membaca menjadi ‘alat’ bagi untuk berdaya dan mencerdaskan kehidupan berbangsa.
Gratiskan Pengiriman Buku
Tahun 2017 atau 15 tahun peringatan Hari
Buku Nasional, upaya meningkatkan literasi masyarakat terus menggeliat.
Bahkan kian menggelora. Buktinya, bertepatan dengan peringatan Hari
Buku Nasional, Presiden Joko Widodo menepati janjinya saat bertemu
dengan para pegiat literasi yang diundangnya ke Istana, 2 Mei 2017.
Seperti dikutip Tempo.co,
Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan menggratiskan pengiriman
buku lewat kantor Pos Indonesia pada tanggal 17 setiap bulan. Kebijakan
menggratiskan biaya pengiriman buku ke daerah ini artinya pemerintah
menanggung biaya pengiriman buku tersebut. Upaya ini dilakukan untuk
memperkuat minat baca pada anak-anak.
"Sesuai dengan janji saya pada seluruh
pegiat literasi, pegiat minat baca, setiap bulan, ada satu hari kita
bisa mengirimkan buku ke pelosok Tanah Air lewat kantor Pos setiap
tanggal 17 itu digratiskan," kata Jokowi setelah memperingati Hari Buku
Nasional di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 17 Mei
2017.
Khusus untuk bulan Mei ini, penggratisan
dilakukan pada tanggal 20. Untuk bulan-bulan berikutnya, pengiriman
buku gratis dilakukan setiap tanggal 17. Dia berharap upaya ini akan
memperkuat minat baca pada seluruh masyarakat, khususnya pada anak-anak.
"Tadi sudah saya telepon ke Menteri
BUMN, ke Kantor Pos, agar disediakan 1 hari saja untuk kirim buku itu
gratis. Sudah disetujui. Setiap bulan. Ini masukan, ini masukan dari
Bapak, Ibu para pegiat tadi, pegiat literasi agar nantinya kirim buku
antar pustaka ini lebih gampang, lebih mudah, dan tidak terbebani oleh
biaya," kata Jokowi saat bertemu pegiat literasi di Istana Negara, 2 Mei
lalu.
Pengiriman buku gratis ini, kata Jokowi,
akan membuat buku-buku yang dikirim ke daerah menjadi lebih murah.
"Karena kami tahu ongkos kirim dari kota ke desa, dari Jawa ke luar Jawa
lebih mahal dari harga bukunya," kata Jokowi.
http://donasibuku.kemdikbud.go.id/artikel/merayakan-hari-buku-nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar