Senin, 27 Februari 2017

Kampung Literasi Desa Kepek, Bersama TBM Gagas One Home One Library




Pojok bacaan di rumah warga, merupakan realisasi program One Home One Library TBM Kuncup Mekar Desa Kepek, Saptosari. KH
Pojok bacaan di rumah warga, merupakan realisasi program One Home One Library 
TBM Kuncup Mekar Desa Kepek, Saptosari. KH

SAPTOSARI, (KH)— Semenjak mencanangkan sebagai kampung literasi, Desa Kepek Kecamatan Saptosari memiliki sebuah program bernama One Home One Library atau Satu Rumah Satu Perpustakaan. Dalam mewujudkan upayanya, Desa Kepek menggandeng lembaga atau organisasi yang berkompeten yakni Taman Baca Masyarakat (TBM) Kuncup Mekar.
Disampaikan Ketua TBM Kuncup Mekar, Andriyanta beberapa waktu lalu, Mulanya TBM Kucup Mekar Desa Kepek memiliki program TBM masuk dusun, sehingga di 6 dusun yang ada selain satu dusun sebagai induk TBM terdapat TBM satelit, lantas saat program kampung literasi dicanangkan oleh Direktorat Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Desa Kepek telah memiliki embrionya.
“Hal ini juga sebagai tindak lanjut Gerakan Indonesia Membaca (GIM) di Gunungkidul. kami menjadi satu-satunya desa yang telah melaksanakan kegiatan nyata gerakan membaca tersebut,” kata Andriyanta.
TBM satelit atau pojok baca di masing-masing dusun telah berdiri, sebagai tempat pelajar dan masyarakat umum membaca dan belajar serta kegiatan lajutan berupa praktek apa yang telah dibaca. Hal ini erat kaitannya dengan pengembangan wirausaha dan rintisan wirausaha baru di Desa Kepek.
“untuk menanggulangi kegiatan terpusat hanya di induk TBM, serta adanya kendala pelayanan bagi anak-anak atau pelajar yang berdomisili agak jauh, maka digagas One Home One Library, saat ini sudah ada dua rumah warga sebagai awal program kami,” ulas Andriyanta.
Lebih jauh disampaikan, TBM induk memberikan suplai buku ke pojok baca yang ada di rumah warga. Meski koleksi buku belum seberapa tetapi minat pelajar disekiling pojok baca untuk membaca semakin tergugah. Sebagai bukti manfaatnya, anak-anak yang senang bermain dan membaca di pojok baca tersebut prestasi sekolahya meningkat.
Pemerintah desa juga sangat mendukung kegiatan ini, program yang dijalankan saling berdampingan, melalui Perpusdes yang dimiliki desa selalu mencari peluang agar upaya menumbuhkan minat baca masyarakat hingga meraih manfaatnya benar-benar terselenggara dengan baik.
“Kami mengalokasikan dana mencapai Rp. 150 juta pertahun untuk operasional Perpusdes, baik untuk yang di kantor desa juga yang berkeliling. Kemarin kita juga coba minta ke DPPKAD sepeda motor bekas sebagai tambahan operasional tetapi tidak ada,” kata Kades Kepek, Sudiyono, menambahkan. (Kandar)

 http://kabarhandayani.com/kampung-literasi-desa-kepek-bersama-tbm-gagas-one-home-one-library/

Rabu, 15 Februari 2017

YUK MAIN AYUNAN DULU, EDISI MASA KECIL KURANG BAHAGIA......


RELAWAN SETIA OUT BOUND FOR KIDS 2016



LIHATLAH, BETAPA INDAH KAMPUNG HALAMANKU




SEKOLAH MENULIS TBM MATA AKSARA YOGYAKARTA

SEKOLAH MENULIS MATA AKSARA
Tumbuhkan Kembali Budaya Baca dan Tulis

Sekolah Menulis Mata Aksara. (JIBI/Harian Jogja/ 
Sekolah Menulis Mata Aksara. (JIBI/Harian Jogja/
Harianjogja.com-Perkembangan teknologi dengan seabrek gadget canggih, satu sisi memengaruhi budaya membaca dan menulis masyarakat. Namun, bila sejak dini anak-anak didorong untuk terus membaca dan menulis, maka kedua tradisi tersebut tidak akan hilang.
Andani Fitrianisa, 18, mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Sleman sepertinya tak pernah bisa lepas dari ponselnya. Dara asal Klaten, Jawa Tengah itu, tampak asyik ber-chatting ria melalui layanan jejaring sosial, facebook dan twitter. Hampir setiap hari aktivitas itu dilakukan tanpa bosan di indekosnya, Maguwoharjo.
Bila tidak ada perkualiahan atau kegiatan di luar, Andani memilih “sibuk” dengan ponselnya. Padahal, tak jauh dari tempatnya duduk, sederet buku bacaan tertata rapi. Sesekali Andani tertawa cekikikan. Entah apa yang membuatnya tertawa. Yang jelas, jari-jemarinya tampak piawai mengetik di atas key pad.
Andani mungkin satu dari sekian banyak orang yang kini dimanjakan dengan budaya cyber (chatting, facebook dan jejaring sosial lainnya). Selain cyber culture, masyarakat saat ini didominasi oleh budaya menonton televisi (budaya visual), mendengar musik (budaya audio) bahkan ngerumpi (budaya lisan).
Semua itu, tidak terasa telah mengikis waktu untuk membaca apalagi menulis artikel.
“Di sinilah, perlu dibangun kembali budaya membaca dan menulis di masyarakat. Bukan berarti kedua budaya itu sudah mati, justru perlu dipupuk kembali,” ungkap Ketua Taman Baca Masyarakat (TBM) Mata Aksara, Heni Wardatur Rohmah kepada Harian Jogja, Jumat (30/8/2013).
Budaya membaca, dinilai Heni, menjadi salah satu upaya untuk mendukung kemajuan bangsa. Seseorang, katanya, akan mendapat ilmu pengetahuan dengan baik karena membaca. Setelah membaca, untuk mereproduksi ide dan menyampaikan gagasan, tentu seseorang butuh untuk menulis.
Menulis, sambung Heni, juga dapat memperpanjang usia ide dan gagasan yang diusung. Selain itu, produksi ide dalam sebuah tulisan dinilai mudah terbaca bagi masyarakat.
“Agar ide dan gagasan yang dimiliki efektif dan mudah dipahami, maka seseorang perlu menulis. Kalau hanya mengemukakan ide lewat budaya lisan, bisa cepat hilang,” tutur Heni.
Untuk melanggengkan upaya tersebut, Heni bersama Taman Baca Masyarakat (TBM) Mata Aksara menawarkan Sekolah Menulis Mata Aksara (SMMA) di Jalan Kaliurang Km 14 No. 15A, Tegalmanding, Sleman.
“Ini adalah upaya kami untuk mulai membangun budaya menulis. Melalui Mata Aksara ini, budaya membaca dan menulis bisa berjalan beriringan,” harapnya.
Koordinator SMMA, YB Margantoro menyampaikan, SMMA diluncurkan pada Rabu (28/8) dan dihadiri oleh Kepala Kantor Perpustakaan Kabupaten Sleman, Sri Hartati, Camat Ngemplak, Musta’in Aminun, dan sejumlah pejabat Dinas Pendidikan Sleman serta perangkat Desa Umbulmartani. SMMA saat ini membuka dua kelas menulis bagi anak-anak.
“Masing-masing 10 anak masih duduk di kelas empat dan enam SD, selebihnya anak-anak SMA. Bahkan, ada juga dua orang ibu yang ikut. Meraka diampu oleh tim SMMA dan pengajar tamu untuk memperkaya wawasan peserta. Kami memadukan teori dan praktik,” tukasnya.

Kamis, 09 Februari 2017

MENGENAL TBM HARAPAN BANGSA DI TAHUN 2017



Pada Lembaga Pendidikan Dakwah dan Sosial (LPDS) BINA INSAN MANDIRI yang didirikan dengan Akta Notaris Iriani Hartati, SH Nomor 18 Tanggal 10 Ferbuari 2011 salah satu kegiatannya adalah dengan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) HARAPAN BANGSA, yang beralamatkan di Kledungkradenan RT 02 RW 09 Banyuurip Purworejo Jawa Tengah,  dengan misi kami membuat TBM HARAPAN BANGSA ini untuk membantu anak-anak sekitar juga masyarakat agar gemar membaca juga sebagai tempat untuk bertukar pikiran juga ide2 kreatif



Salah satu bentuk penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah yang akan terus dikembangkan pemerintah dalan memerangi ketidakberdayaan masyarakat sebagai akibat dari kebodohan dan kemiskinan adalah memberikan pelayanan pendidikan dasar bagi orang dewasa (adult basic education ) melalui program keaksaraan.

Agar program keaksaraan yang dilaksanakan dapat meningkatkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung serta dapat memotivasi dan memberdayakan warga belajar, maka perlu diadakan Taman Bacaan Masyarakat. Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) telah dilaksanakan mulai sejak tahun 2011. Program TBM ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat, serta untuk meningkatkan kemampuan aksarawan baru dalam program keaksaraan fungsional dalam rangka pemberantasan buta aksara sehingga tidak buta aksara kembali serta peningkatan gemar membaca menuju kepada terciptanya budaya baca masyarakat sebagai persyarat terciptanya masyarakat gemar belajar. Oleh karena itu keberadaan Taman Bacaan Masyarakat sangat penting sebagai sarana (tempat) ) belajar masyrakat.

Pengertian Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah suatu lembaga/tempat mengelola bahan kepustakaan (buku-buku dan bahan-bahan bacaan Iainnya) yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga tempat penyelenggaraan program pembinaan kemampuan membaca dan belajar, dan sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat.


Tujuan dari program Taman Bacaan masyarakat bagi kelompok belajar Keaksaraan adalah untuk : (1) Membangkitkan dan meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat untuk membaca dan belajar sehingga tercipta masyarakat yang cerdas. (2) Memelihara dan meningkatkan kemampuan baca bagi aksarawan baru dengan maksud agar tidak menjadi buts aksara. (3) Melembagakan Taman Bacaan sebagai wadah kegiatan belajar masyarakat.

Fungsi Taman Bacaan Masyarakat bagi program keaksaraan adalah sebagai berikut:      (1) Sumber pembelajaran bagi warga masyarakat untuk belajar mandiri , dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan. (2) Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat. (3) Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan.    (4) Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik Iainnya. (5) Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memamfaatkan waktu senggang guns memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermamfaat.


Mamfaat Taman Bacaan Masyarakat bagi program keaksaraan adalah sebagai berikut :

  1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca.
  2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga.
  3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri
  4. Mempercepat proses penguasaan proses penguasaan teknik
  5. Membantu pengembangan kecakapan membaca
  6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  7. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan
  8. Membantu kelancaran penyelesaian tugas.

Bahan bacaan pada taman bacaan masyarakat seyogyanya disesuaikan dengankebutuhan warga keaksaraan setempat, misalnya masyarakat yang ada di daerah pertanian sawah, kebutuhan sarana bacaanya adalah berbeda dengan masyarakat yang ada di daerah perkebunan kelapa sawit. Atau masyarakat yang ada di pegunungan dengan masyarakat di pantai atau masyarakat yang tinggal diperkotaan akan sangat berbeda dengan kebutuhan sarana bacaannya.

Taman Bacaan Masyarakat dikatakan balk apabila dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung. Kepuasan pemakai dapat dilihat dari seberapa jauh Taman bacaan masyarakat menyediakan berbagai jenis koleksi yang dibutuhkan oleh pars pemakainya. Beberapa layanan TBM yang dibutuhkan oleh pemakainya antara lain :
1. Suasana TBM
Ruang TBM hendaknya dapat menyenangkan pengunjung. Oleh karena itu harus diatur agar tetap bersih, sejuk, tentram, rapi dan aman jugs termasuk pengaturan mobiler dan peralatan/perlengkapan Iainnya sehingga pengunjung mersa senang berda di ruang TBM.
2. Tenaga Pelayanan
Tenaga pelayanan TBM sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: (a)Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM. (b) Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melayani orang dengan ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca. 9c) Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya atau minta pertolongan. (d) Pandai bergaul sehingga orang merasakan dekat dan diperhartikan.


Pendidikan Keaksaraan sangat berhubungan dengan TBM agar warga buta aksara yang sudah melek aksara tidak buta kembali dengan adanya TBM ini sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sesuai dengan minat dan kebutuhan setempat.

Sedangkan program Taman Bacaan masyarakat belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat, sehingga bagi pars Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan tugasnya.



Maka dari itu silakan para donatur dapat menyumbangkan buku2 anda ke alamat TBM HARAPAN BANGSA,  kami :
TBM HARAPAN BANGSA
KLEDUNG KRADENAN RT 02 RW 09 BANYUURIP PURWOREJO JAWA TENGAH 54171
Fast Respon WA - 0858-786-55899

respon baik anda sangat berarti untuk kami

Membuat Taman Bacaan yang Mengasyikkan


Ditulis oleh: Sri Setyawati 
(http://gubuk.sabda.org/membuat_taman_bacaan_yang_mengasyikkan)

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa membaca adalah suatu kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan bagi pelakunya. Bahkan, dengan membaca kualitas pendidikan pun bisa meningkat. Orang yang banyak membaca buku biasanya memiliki wawasan yang lebih luas, ketimbang mereka yang tidak pernah atau jarang membaca buku.
Meski banyak orang yang telah mengetahui pentingnya kegiatan membaca, masih banyak anak Indonesia yang tidak bersekolah dan tidak dapat membaca. Tragisnya lagi, bukan hanya anak-anak, banyak pula orang-orang tua dan muda yang sama sekali tidak bisa membaca dan menulis. Melihat kenyataan ini, sudah sewajarnya bila kita tergerak untuk ambil bagian dalam mengentaskan kebodohan bangsa, salah satunya dengan mendirikan taman bacaan. Untuk mendirikannya, kita perlu mengumpulkan sumber daya yang ada: buku dan petugas taman bacaan, serta menyusun perencanaan yang matang dan strategi yang tepat untuk mengelolanya.
Kita tahu bahwa menarik orang atau anak-anak untuk membaca tidaklah mudah. Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih senang menonton televisi, mengobrol, dan berjalan-jalan di mal daripada membaca buku. Untuk itu, kita harus memiliki ide kreatif agar kita bisa mengajak dan mendorong masyarakat untuk membaca buku. Beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan untuk menciptakan taman bacaan yang mengasyikkan adalah sebagai berikut.
  1. Kegiatan yang Variatif dan Kreatif
    Kita dapat menarik perhatian anak-anak/masyarakat dengan banyak cara. Selain mengajak mereka untuk membaca buku, mengadakan kegiatan-kegiatan pendukung seperti menonton film bersama, membuat koran kampung, mengadakan bedah buku, pembagian buku gratis, dst. juga bisa menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung ke taman bacaan.
    Dengan menonton film, kita bisa mengajak anak berpikir kritis dan berimajinasi. Setelah menonton film, kita bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang mereka untuk berpikir. Jika mereka tidak dapat menjawab, ambillah sebuah buku untuk mereka baca. Selain itu, desain tampilan tempat juga perlu dipertimbangkan. Cobalah untuk menghiasi dan melengkapi taman bacaan dengan gambar-gambar yang menarik dan peralatan untuk melakukan aktivitas, misalnya alat tulis, puzzle, dan malam (lilin mainan).

  2. Komitmen dan Konsisten
    Mempertahankan lebih sulit dibandingkan dengan membangun/mendapatkan. Hal ini juga berlaku dalam menciptakan taman bacaan. Untuk mengelola taman bacaan yang mengasyikkan dan banyak dikunjungi pembaca, kita harus memiliki komitmen dan konsistensi yang tinggi untuk terlibat di dalam melayani pengunjung, menyediakan buku-buku berkualitas, dan mengembangkan taman bacaan.

  3. Promosi
    Untuk memperkenalkan taman bacaan, jangan ragu melibatkan pengurus RT/RW setempat, melalui arisan atau perkumpulan warga, dan kegiatan warga lainnya. Setelah itu, adakanlah kegiatan yang disenangi warga untuk menarik minat mereka. Kemudian, buatlah jadwal acara rutin yang akan dilaksanakan taman bacaan untuk menarik mereka datang.

  4. Penjadwalan
    Untuk mengembangkan taman bacaan, kita pun harus memiliki manajemen waktu yang baik. Apabila Anda dan petugas taman bacaan yang lain tidak sanggup membuka taman bacaan setiap hari, tetapkanlah jadwal pasti kapan taman bacaan biasa buka, misalnya hari Jumat pukul tiga sore. Setelah semua terorganisasi dengan baik, Anda dapat membuka taman bacaan setiap hari.

  5. Pendataan
    Tidak berbeda dengan perpustakaan pada umumnya, buku-buku dalam taman bacaan pun kemungkinan bisa hilang. Untuk mencegahnya, buatlah daftar buku secara rinci dan aturlah buku-buku ke dalam rak dengan rapi. Dengan begitu, Anda dapat melacak keberadaan buku dengan mudah. Usahakan untuk tidak memungut biaya apa pun untuk peminjaman buku. Sedangkan untuk mendisiplinkan peminjam buku dalam mengembalikan buku, pemberian denda bisa dilakukan bila perlu. Hal ini dapat menanamkan rasa tanggung jawab bagi anggota dalam memanfaatkan sumber daya (buku) yang disediakan untuk kepentingan bersama.

  6. Perluas Mitra
    Pada tahap awal, kita tidak harus memiliki banyak buku untuk membuka taman bacaan. Dua puluh lima buku pun sudah cukup. Jika taman bacaan itu menjadi milik bersama dengan warga setempat, libatkan warga agar mereka juga merasa memiliki taman bacaan tersebut. Setelah itu, ajaklah teman-teman dan relasi Anda yang lain untuk mengambil bagian dalam mengembangkannya. Berikan kesempatan kepada warga maupun orang-orang dari daerah lain untuk menyumbangkan buku-buku atau fasilitas-fasilitas lain yang mendukung. Dengan memperluas kemitraan, taman bacaan bisa semakin maju, berfasilitas lengkap, dan mengasyikkan.

Sudah siap membuat taman bacaan yang mengasyikkan? Selamat mencoba!
Sumber bacaan:

Bibit Raharjo. "Membuat Taman Bacaan Yang Mengasyikkan."
http://wisatabaca.wordpress.com/2008/02/06/membuat-taman-bacaan-yang-mengasyikkan/#comment-143

Entri yang Diunggulkan

WAJAH BARU TBM HARAPAN BANGSA