Mar 28, 2012
Dewasa ini,
maraknya program aksi peningkatan minat baca masyarakat diwarnai dengan
munculnya banyak Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di berbagai wilayah di
Indonesia. Tercatat tidak kurang dari 5.000 TBM ada di Indonesia. Jumlah ini
menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat terhadap minat baca. TBM bisa
dikategorikan sebagai perpustakaan masyarakat karena sasaran utamanya adalah
warga masyarakat, terutama bagi masyarakat di daerah yang sulit dijangkau oleh
perpustakaan kota maupun perpustakaan daerah. TBM hadir sebagai tempat baca
dengan suasana yang sederhana dan lebih fleksibel. TBM terbuka bagi siapa saja
yang mau memanfaatkannya. TBM didesain layaknya taman yang sarat dengan
kehangatan susasana alam. Sehingga yang didapatkan oleh orang yang berkunjung
ke TBM adalah pleasure, ketenangan dan kebahagiaan. Namun tampaknya ada
yang silap, kemunculan TBM di masyarakat tidak dibarengi dengan pemahaman yang
luas makna dari TBM. Akibatnya, masyarakat awam beranggapan bahwa Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) hanya sebatas pada tempat bacaan saja. Bahkan ada yang
beranggapan sebagai gudang buku yang tidak terpakai.
TBM adalah
hasil kretifitas sekaligus bentuk kepedulian masyarakat terhadap rendahnya
minat baca yang ada di masyarakat. Dinamakan “taman bacaan” karena diharapkan
orang yang berkunjung di sana serasa berada di dalam taman sesungguhnya yang
sarat dengan keindahan alam. Juga taman yang dihiasi oleh berbagai bunga dan
aliran air yang mengalir di sekelilingnya, sehingga orang yang berada di
dalamnya menjadi kerasan dan nyaman berada di sana. TBM adalah
sosok perpustakaan yang humanis dan ramah lingkungan. Jika selama
ini kita sering mendengar istilah green library, maka TBM ini bisa
dikategorikan ke sebagai green library karena pada dasarnya TBM hadir
dengan konsep alam (lingkungan) yang dipadukan dengan konsep perpustakaan.
Selain
desainnya yang sangat humanis, keberadaan TBM di masyarakat ternyata
mempunyai peran yang sangat vital. Dalam hal ini TBM mempunyai fungsi sebagai
salah satu agen informasi. TBM menjadi sumber sekaligus penyedia utama
informasi di masyarakat. TBM menempati posisi yang strategis dalam mengatasi
kesenjangan informasi di tengah-tengah masyarakat. Selama ini akses informasi
dirasa mahal dan hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang berkapital.
Namun dengan adanya TBM, akses informasi menjadi lebih mudah dan murah.
TBM memberikan informasi secara bebas dan gratis bagi siapa saja yang
membutuhkan.
Fakta
mahalnya biaya pendidikan, kini bukan menjadi kendala utama bagi masyarakat
untuk tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Anggapan bahwa pendidikan
hanya bisa diperoleh di bangku sekolah harus segara diubah. Pendidikan bisa
didapatkan di mana saja dan oleh siapa saja, termasuk di TBM. TBM tidak hanya
berfungsi sebagai tempat berkumpulnya informasi, tetapi juga berfungsi sebagai
tempat belajar yang tidak terbatas pada ruang dan waktu (long life
education). Pendidikan di TBM terbuka bagi siapa saja dan bahkan bisa
didapatkan secara bebas dan gratis. TBM menyediakan berbagai ilmu pengetahuan
baik yang terdapat di bangku sekolah maupun yang tidak ada di bangku sekolah.
TBM mendidik dengan mengajak masyarakat berkreatifitas melalui membaca. Karena
dengan membaca bisa membuka jendela dunia dan bisa menjadikan manusia berfikir
lebih bijaksana.
Selain itu,
TBM juga menyediakan berbagai kegiatan-kegiatan atraktif yang bisa meningkatkan
kreatifitas masyarakat. Misalnya pengenalan kepada kebudayaan lokal yang
semakin hilang karena kalah dengan permainan modern yang lebih canggih. Lebih
daripada itu, TBM juga menyediakan kegiatan peningkatan soft skill baik
untuk anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini dilaksanakan agar mereka bisa
mempraktekkan secara langsung apa yang didapatkan dari membaca. Dengan begitu
mereka akan mengerti betapa pentingnya membaca.
Wisata keluarga
TBM selain
berfungsi sebagai pusat informasi dan pendidikan, juga sebagai tempat wisata
keluarga yang asyik. TBM bersifat fleksibel dan humanis. Artinya, TBM
memanjakan pengunjungnya yang ingin datang. Berkunjung ke TBM tidak perlu
bersepatu dan berbaju krah. Pengunjung bebas datang ke TBM dengan
memakai pakaian apapun asalkan sopan dan nyaman. Di TBM, pengunjung bebas
bermain asalkan masih dalam kondisi membaca. Ada beberapa TBM yang juga
menyediakan permainan tradisional. Hal ini sebagai wujud kepedulian untuk
melestarikan kesenian-kesenian daerah yang sekarang kurang diminati. Bagi orang
tua yang ingin mengenalkan anak-anaknya dengan kesenian lokal, maka TBM adalah
salah satu solusi yang tepat. Dengan mengajak anak-anak ke TBM, sebenarnya
telah mengajari anak-anak untuk cinta baca. Dan hal itu menjadi bekal yang
berharga bagi masa depan anak-anak nantinya.
TBM
menawarkan berbagai wahana wisata yang bisa dinikmati. Di antaranya adalah
wahana mewarnai gambar. Di dalam wahana ini, anak-anak diajari untuk mewarnai
gambar sesuai dengan kreatifitas masing-masing. Selanjutya adalah wahana story
telling. Di dalam wahana ini, anak-anak diajak untuk mendengarkan
cerita-cerita edukatif yang dikemas secara menarik. TBM juga menyediakan wahana
watching movie. Kegiatan ini bisa dinikmati bersama keluarga, teman dan
warga masyarakat. Film yang diberikan tentunya film yang mempunyai nilai
edukatif dan bisa memotivasi. Selain itu, di TBM ada wahana tulis-menulis. Di sini
diajarkan bagaimana cara dan praktek menulis. Di antaranya adalah menulis
mimpi, menulis kekayaan desa ataupun pengalaman pribadi. Dan masih banyak
wahana lain yang bisa dinikmati di TBM.
Nongkrong pun bisa di TBM. Nongkrong bareng
dengan keluarga, teman dan tetangga, sehingga rasa kekeluargaan antar warga
bisa terjalin secara harmonis. Ada beberapa TBM yang sengaja membuka jam
layanannya sampai dengan 24 jam sehingga pengunjung bebas ingin datang kapan
saja. Semua wahana yang disediakan TBM bersifat gratis. Pengunjung cukup datang
dan kemudian bebas menikmati segala fasilitasnya.
Kegiatan-kegiatan
di atas adalah salah satu bentuk kreatifitas TBM dalam upaya meningkatkan minat
baca masyarakat. Dan diharapkan dengan adanya program-program kreatif di TBM mampu
mengoptimalkan gerakan cinta baca di masyarakat. Sebuah harapan yang
mengandaikan adanya program-program kreatif yang lebih unik di setiap TBM.
(iky)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar