WAHANA KOMUNIKASI DAN SILATUROHMI TAMAN BACAAN MASYARAKAT TBM HARAPAN BANGSA KLEDUNG KRADENAN RT 02 RW 09 BANYUURIP PURWOREJO JAWA TENGAH 54171
Selasa, 26 Agustus 2014
GEMA LITERASI JAWA TENGAH 2014
Gema Literasi
Forum TBM Jawa Tengah 2014
Adalah gema yang ingin dihasilkan, yakni harmoni dan kesinambungan semangat berliterasi yang terjaga. Hal ini merupakan upaya Pengurus Wilayah Forum TBM Jateng yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 - 24 Agustus 2014 di TBM Sumber Ilmu Jl. Salatiga - Dadapayam Km 3, Ds. Ujung-ujung Kec. Pabelan Kab. Semarang.
Rangkaian Acara :
Sabtu, 23 Agustus 2014
Pukul 13.00 - 15.00 Check in
Pukul 16.00 - 17.30 Performance Art bersama Komunitas Omah Ngisor
Pukul 19.30 - 21.00 Opening Ceremony
Pukul 21.00 - 21.30 Musikalisasi Puisi bersama Laskar Ibnu Hajar
Pukul 21.30 - 24.00 Bincang "Korelasi TBM dengan Budaya Baca Masyarakat Jateng"
Minggu, 24 Agustus 2014
Pukul 06.00 - 09.00 Jalan sehat bersama masyarakat, pembagian TBM Award, dan doorprice
Pukul 09.00 - 12.00 Rekomendasi Reading Group bersama Komunitas Qorriyah Thoyibah
Pukul 12.30 ------Pulang
Monggo, para sedulur, sahabat dan handai tolan untuk bisa menghadiri acara tersebut ! Bagi yang datang dari luar kota, panitia menyediakan jasa angkut/jemputan di Pasar Salatiga, Pasar Sapi dan atau ABC Salatiga.
Kontak Panitia : Misbach Munir 085726914372, Imam Nurhuda 085642794969, Ardie Tyastama 085712151149, Theona's 08561226293, dan Arita Bachtiar 081326432780
MENGENAL KETUA FTBM PUSAT ......
GOLA GONG (KETUA FTMB PUSAT- VIA Facebook FTBM)
SAYA TIDAK MENOLAK JIKA DICALONKAN
LAGI UNTUK MAJU SEBAGAI CALON KETUM PP FTBM 2015 - 2020
bismillah... Semoga yang saya tulis
ini lebih banyak membawa manfaat buat kita semua. Insya Allah dan tidak
menimbulkan fitnah atau ghibah di antara kita.
Sepulang dari Yogya, Jum'at (15/8)
saya sholat subuh, saya mendapat bisikan saat sholat. Saya tidak tahu, apakah
sholat saya khusyu atau tidak. Tapi, saya memang sedang memikirkan banyak hal
tentang TBM. Bisikan itu selalu terbukti ada manfaatnya. Barangkali itulah
manfaat dari sholat. Itu sudah sering saya alami. Bisikan itu menggetkan saya,
"Jika saya menolak dicalonkan lagi jadi Ketua umum Forum TBM, saya sangat
kejam. Saya sudah tidak menghargai teman-teman pengelola TBM di wilayah dan
daerah. Bahkan juga para Pengurus di PP Forum TBM selama hampir 5 tahun
ini." Saya sangat kaget.
Saat sarapan, saya berpikir keras.
Saya meminta pendapat kepada istri, Tias
Tatanka. Tanpa saya duga, Tias tiba-tiba memberi pendapat, bahwa
saya harus menghargai teman-teman yang sedang bersemangat mengelola TBM.
"Papah terima saja tawaran dari mereka untuk maju lagi sebagai calon
Ketum, toh, belum tentu terpilih juga. Tapi, soal terpilih atau tidak nanti,
itu bukan hal utama. Tapi, respect pada apa yang sudah Papah dan teman-teman
lakukan di TBM, itu yang sangat penting."
Tias bicara panjang lebar, bahwa
belum selesai perjuangan. Apalagi ketika Tias mendengar cerita, bahwa beberapa
petinggi di Bindikmas juga meminta saya tetap maju sebagai calon Ketum agar
suasananya kompetitif, Tias lebih mendorong agar saya maju lagi, karena itu
bentuk ibadah. Saya jadi malu.
Ya, saya betul-betul merasa malu,
karena selama dua tahun terakhir ini dengan gencar menyebarkan "aura
negatif", walau pun saya tidak bemaksud begitu. Saya telah mencemari
semangat teman-teman pengelola TBM, yang meminta saya untuk maju lagi sebagai
calon Ketum PP FTBM 205-2020. Saya sering membuat suasana pertemuan jadi
tegang.
Sewaktu kemarin di "Rembuk
Baca" Yogya (11-14 Agustus) membaca "Capaian" TBM yang kita
cintai, yang dipaparkan kelompopk 2, saya merasa bergetar. Ternyata kita semua
sebetulnya sudah berjibaku menggerakkan Forum TBM sejak di era Zulkarnaen dkk
(2005 - 2010) dan diteruskan oleh kepengurusan saya dkk (2010-2015). Kita tidak
sempurna, tapi kita move on dan jadi lokomotif penggerak peningkatan budaya
baca. Pak Danu, Pak Ridwan, Bu Ella, Pak Narsoyo dan Pak Asmawi tentu berperan
besar dalam setiap gerakan literasi yang kita lakukan.
Saya ingin sekali sebelum Munas FTBM
pada 2015 ini semua penuh semangat dan bergembira. Saya tidak akan menolak lagi
jika ada yang meminta saya untuk maju sebagai calon Ketum dengan tujuan bukan
untuk mengejar kemenangan. Tapi tujuannya adalah lebih untuk memotivasi para pengelola
TBM lain, agar terdorong maju dan dengan gembira ikut mencalonkan diri. supaya
iklim kompetitifnya berkualitas.
Teman-teman, mulai malam ini, Sabtu
16/8/2014, mari kita anggap Munas 2015 adalah sesuatu yang menggembirakan.
Katakanlah saya sebagai sparring partner atau tandem saja. Jika saya tidak
terpilih, saya tidak akan meminta pemilihan diulang atau maju ke MK, hehehe...
Tidak. Saya akan tetap mendukung Ketum yang terpilih. Saya ingin menciptakan
suasana yang penuh kegembiraan dan kebahagiaan di TBM. Saya - insya Allah,
tidak akan lagi menggunakan cara pandang dari sisi negatif di sisa kepengurusan
saya yang tinggal menghitung bulan saja menuju tahun 2015..
Jadi, sekali lagi, saya meminta maaf
kepada teman-teman, jika selama ini kehadiran saya dianggap
"menakutkan". Mungkin saya terlalu memaksakan baju yang saya pakai
untuk dipakaikan kepada teman-teman. Benar belum tentu tepat. Saya rasa, kita
semua ingin TBM lebih baik, lebih baik lagi setiap saat. Mari kita sama-sama
saling mengoreksi kekurangan diri kita dan sama-sama pula memperbaikinya. Itu
adalah solusi yang tepat. Saya siap dikritik untuk itu.
Akhir kata, semoga Allah SWT
meridhoi niat baik kita dan memudahkan segala urusan kita. Terima kasih telah
bersama saya menemani dalam setiap langkah suka dan duka mengelola TBM selama 4
tahun terakhir ini. saya justru merasa plong dan happy setelah menulis
"pengakuan dosa" ini. Betul-betul tidak ada beban lagi. Semoga akan
muncul calon Ketum yang hebat. Saya memiliki banyak kekurangan. Tetap semangat.
Dari Sabang sampai Merauke, berjejer TBM dan kita adalah orang-orang istimewa
yang menggerakkan budaya literasi di negeri ini. Salam merdeka.(*/Rumah Dunia,
pukul 00:00, tepat 17 agustus 2014)
REMBUG KOMUNITAS BUDAYA BACA, HOTEL HORISON JOGJA, 11-14 AGUSTUS 2014
Berikut ini merupakan hasil pleno
rembuk Komunitas Budaya Baca yang diselenggarakan di hotel horrispn yogyakarta
pada 11-14 agustus 2014 pada Sesi diskusi tentang inventarisasi
pencapaian-pencapaian pengembangan budaya baca dan komunitas literasi, antara
lain:
1. TBM tidak hanya melayani kegiatan
membaca, tetapi sudah meningkat kepada kegiatan menulis dan menerbitkan buku.
2. Sudah melakukan kerja sama dengan
banyak pihak (penerbit, media massa, perguruan tinggi, perusahaan swasta, dan
instansi pemerintah).
3. Program buku menjadi karya
(kewirausahaan).
4. TBM menjadi sarana pelestarian
budaya melalui pendekatan literasi.
5. Mendukung gerakan literasi lokal
berupa penyelenggaraan event literasi yang bersifat regional.
6. Memfasilitasi tumbuhnya TBM-TBM
baru terutama di dekat wilayah TBM itu.
7. Terbentuknya komunitas-komunitas
pembaca buku yang diinisiasi oleh TBM yang didukung oleh penerbit.
8. Terselenggaranya kegiatan klinik
literasi dan workshop/sekolah menulis yang diprakarsai oleh TBM, media massa,
dan penerbit.
9. TBM berjejaring dengan komunitas
dan praktisi dari berbagai profesi yang mendukung gerakan budaya baca.
10. TBM memberikan manfaat nyata
berupa peningkatan kapasitas diri kepada masyarakat sekitar khususnya relawan.
11. Beberapa TBM sudah menggunakan
software otomasi pengelolaan buku.
12. TBM sudah memanfaatkan ICT.
13. Legalisasi kelembagaan TBM
dengan akte notaris.
14. Adanya program finansial
literasi.
15. Pelatihan pemanfaatan teknologi
informasi bagi masyarakat termasuk pelaku UKM.
16. Beberapa tbm telah memiliki
kegiatan seperti film atau karya industri kreatif.
17. Terlibat dalam pembuatan Perda
atas nama Forum TBM, kerja sama dengan penerbit untuk pengadaan buku.
18. Kegiatan Bedah Buku di Udara
(Radio) dari Pontianak.
19. TBM mendapatkan penghargaan.
Demikian hasil pleno tentang
pencapaian-pencapaian pengembangan budaya baca dan komunitas literasi yang
dapat diinventasi.
PP ForumTBM
LIVING BOOK (from Facebook Ardie Tyasma)
Living Books
Curhat <9>
Curhat <9>
Saya membayang kehadiran TBM kini
persis dengan awal maraknya PAUD, yang hampir setiap orang, yayasan, atau
instansi seakan berlomba hendak membentuknya. Dari yang bentuk sederhana hingga
bangunan mewah nan megah. Yang kecil sebatas pemanfaatan ruang tamu, teras
rumah atau garasi hingga yang berhektar tanah bak area outbond. Ada TBM yang
dikelola mandiri oleh individu masyarakat, oleh sebab kecintaannya yang
mendalam atas buku dan pemberdayaannya. Tidak sedikit pula yayasan sosial,
lembaga belajar, hingga para anggota dewan turut mendirikan TBM di area publik.
Ihwal kegiatan yang diselenggarakan
TBM sebagai penunjang layanan pinjam buku bervariasi. Aneka ragam lomba untuk
menarik simpati dan minat baca masyarakat sering diadakan. Diskusi, bedah buku,
dan kelas menulis seolah telah jadi menu utama hampir di setiap TBM. Umumnya
para pengelola TBM tidak sekadar berlaku sebagai pustakawan, melainkan juga
berperan sebagai teman bicara di waktu senggang, teman diskusi tentang banyak
hal persoalan, hingga sebagai pembicara dalam pelatihan-pelatihan.
Di tengah semarak TBM, ada satu hal
yang terlupakan, namun bagiku penting untuk jadi perhatian guna menengarai
kelatahan. TBM yang didedikasikan sebagai wahana belajar seumur hidup, masih
jauh dari ideal. Saya menyoroti para penyelenggara dan pengelola TBM dalam
menyajikan bahan bacaan masih terjebak pada kuantitas dan variasi tema. Memang
TBM musti menyediakan buku yang banyak sekaligus bervariasi agar wawasan
pemustaka tidak monoton yang bakal mematikan selera keingintahuannya. Tapi yang
luput dari perhatian para penyelenggara maupun pengelola adalah ranah kualitas.
Bukankah sebagai pemustaka tidak sekadar membutuhkan pengetahuan yang tersaji
dalam bentuk tips, trik, dan teknik keterampilan saja, melainkan yang bermutu
dan menggerakkan ide kreatif yang diungkapkan dengan bahasa yang indah juga
musti dihadirkan. TBM masih gemar berburu buku-buku “buangan” penerbit, buku
murah dan usang yang diobral di pasar murah.
Buku-buku berkelas tinggi karya para
pujangga semisal Pramoedya Ananta Toer, Achdiat K. Mihardja atau Y.B.
Mangunwijaya dan yang lainnya jarang kita dapatkan di rak buku TBM. Buku-buku
Catatan Pinggir-nya Goenawan Mohamad juga jarang ditemui. Pemikiran-pemikiran
luar biasa dari cendekiawan seperti Nurcholish Madjid, Kuntowijoyo, Djohan
Effendi, atau Ignas Kleden seolah tak tersentuh oleh pengelola TBM. Buku-buku
dongeng klasik terjemahan dari karya Hans Christian Andersen, Rudyard Kipling
musti jadi bahan bacaan utama anak-anak. Sepengetahuan saya, buku-buku tersebut
tersaji dengan kualitas bahasa, dan gagasan yang hebat. Buku yang sanggup
mengantar pembaca pada ide-ide atau wawasan baru.
Yang demikian itu disebut living
books. Buku-buku yang menyajikan pemikiran, gagasan, dan wawasan yang
menghidupkan imajinasi. Ide-ide yang menggugah dan membangun karakter
seseorang. Gagasan yang membentuk kepribadian seseorang menjadi pribadi luhur.
Namun hingga kini mayoritas TBM
masih berkutat pada jumlah belum melangkah ke jenjang mutu buku. TBM belum
menjadikan dirinya sebagai tempat perjamuan ide, pergulatan pemikiran-pemikiran
besar dari para pemikir besar. TBM masih berdiri dalam zona nyaman sebagai
lumbung yang menyediakan beragam buku, namun masih miskin gagasan hidup.
TBM yang telah menyajikan menu kegiatan seperti diskusi, bedah buku, reading group, dan kelas menulis, tinggal selangkah untuk menjadi arena perjamuan ide-ide hidup, yaitu kehadiran living books sebagai ganti buku-buku semisal diktat yang kering inspirasi. Diganti disini maksudnya bukan untuk ditinggalkan, melainkan digeser perannya tidak lagi menjadi sumber utama dan kebanggan TBM. Sumber bacaan utama TBM selanjutnya adalah yang tergolong living books.
TBM yang telah menyajikan menu kegiatan seperti diskusi, bedah buku, reading group, dan kelas menulis, tinggal selangkah untuk menjadi arena perjamuan ide-ide hidup, yaitu kehadiran living books sebagai ganti buku-buku semisal diktat yang kering inspirasi. Diganti disini maksudnya bukan untuk ditinggalkan, melainkan digeser perannya tidak lagi menjadi sumber utama dan kebanggan TBM. Sumber bacaan utama TBM selanjutnya adalah yang tergolong living books.
Saya bayangin dalam hal ini seorang
Pengelola TBM adalah pembaca hebat buku-buku berkelas karya para pemikir hebat.
Nah...kan....
-----20/4-'14, 17:13-----
BULAN PROMOSI BIMBEL TBM HARAPAN BANGSA....
BULAN PROMOSI
BIMBEL TBM HARAPAN BANGSA
Dalam rangka
menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI ke-69, untuk
Pendaftaran Bulan Agustus dan September 2014 Gratis Biaya Pendaftaran. Untuk adik-adik TK/KB,
dan Siswa
SD/MI Ayo Ikuti Bimbingan Belajar di TBM HARAPAN BANGSA
KELAS
|
TARGET
|
MASUK
BELAJAR
|
BIAYA
|
KB/PAUD/TK
|
Bisa Membaca
huruf dan angka
|
2 X Seminggu
@ 60 menit.
|
Rp
25.000,00/bulan
|
Kelas 1 dan 2 SD/MI
|
Membaca dengan lancar
dan Siap Menghadapi UTS/UAS/UKK.
|
2 x Seminggu
@ 60 menit.
|
Rp
25.000,00/bulan
|
Kelas 3,4 dan 5
SD/MI
|
Siap Menghadapi
UTS/UAS/UKK.
|
2 X Seminggu
@ 90 menit.
|
Rp
30.000,00/bulan.
|
Kelas 6 SD/MI
|
Siap Menghadapi
UTS/UAS/UKK dan US/UN.
|
2 x Seminggu
@ 120 menit.
|
Rp
35.000,00/bulan.
|
Untuk
Informasi lengkap Hubungi :
TBM HARAPAN BANGSA Kledungkradenan
RT 02 RW 09 Banyuurip Purworejo
HP 087732762105 – 085292633099 (Mbak IIS)
Simpan brosur ini dengan baik-baik, suatu saat
pasti diperlukan,
konsultasikan dengan orang tua sebelum mengikuti
Bimbingan Belajar di TBM Harapan Bangsa.
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri yang Diunggulkan
-
GIM dan KL 2017 di 19 dan 34 Kabupaten/Kota Upaya untuk meningkatkan minat baca dan me...