GOLA GONG (KETUA FTMB PUSAT- VIA Facebook FTBM)
SAYA TIDAK MENOLAK JIKA DICALONKAN
LAGI UNTUK MAJU SEBAGAI CALON KETUM PP FTBM 2015 - 2020
bismillah... Semoga yang saya tulis
ini lebih banyak membawa manfaat buat kita semua. Insya Allah dan tidak
menimbulkan fitnah atau ghibah di antara kita.
Sepulang dari Yogya, Jum'at (15/8)
saya sholat subuh, saya mendapat bisikan saat sholat. Saya tidak tahu, apakah
sholat saya khusyu atau tidak. Tapi, saya memang sedang memikirkan banyak hal
tentang TBM. Bisikan itu selalu terbukti ada manfaatnya. Barangkali itulah
manfaat dari sholat. Itu sudah sering saya alami. Bisikan itu menggetkan saya,
"Jika saya menolak dicalonkan lagi jadi Ketua umum Forum TBM, saya sangat
kejam. Saya sudah tidak menghargai teman-teman pengelola TBM di wilayah dan
daerah. Bahkan juga para Pengurus di PP Forum TBM selama hampir 5 tahun
ini." Saya sangat kaget.
Saat sarapan, saya berpikir keras.
Saya meminta pendapat kepada istri, Tias
Tatanka. Tanpa saya duga, Tias tiba-tiba memberi pendapat, bahwa
saya harus menghargai teman-teman yang sedang bersemangat mengelola TBM.
"Papah terima saja tawaran dari mereka untuk maju lagi sebagai calon
Ketum, toh, belum tentu terpilih juga. Tapi, soal terpilih atau tidak nanti,
itu bukan hal utama. Tapi, respect pada apa yang sudah Papah dan teman-teman
lakukan di TBM, itu yang sangat penting."
Tias bicara panjang lebar, bahwa
belum selesai perjuangan. Apalagi ketika Tias mendengar cerita, bahwa beberapa
petinggi di Bindikmas juga meminta saya tetap maju sebagai calon Ketum agar
suasananya kompetitif, Tias lebih mendorong agar saya maju lagi, karena itu
bentuk ibadah. Saya jadi malu.
Ya, saya betul-betul merasa malu,
karena selama dua tahun terakhir ini dengan gencar menyebarkan "aura
negatif", walau pun saya tidak bemaksud begitu. Saya telah mencemari
semangat teman-teman pengelola TBM, yang meminta saya untuk maju lagi sebagai
calon Ketum PP FTBM 205-2020. Saya sering membuat suasana pertemuan jadi
tegang.
Sewaktu kemarin di "Rembuk
Baca" Yogya (11-14 Agustus) membaca "Capaian" TBM yang kita
cintai, yang dipaparkan kelompopk 2, saya merasa bergetar. Ternyata kita semua
sebetulnya sudah berjibaku menggerakkan Forum TBM sejak di era Zulkarnaen dkk
(2005 - 2010) dan diteruskan oleh kepengurusan saya dkk (2010-2015). Kita tidak
sempurna, tapi kita move on dan jadi lokomotif penggerak peningkatan budaya
baca. Pak Danu, Pak Ridwan, Bu Ella, Pak Narsoyo dan Pak Asmawi tentu berperan
besar dalam setiap gerakan literasi yang kita lakukan.
Saya ingin sekali sebelum Munas FTBM
pada 2015 ini semua penuh semangat dan bergembira. Saya tidak akan menolak lagi
jika ada yang meminta saya untuk maju sebagai calon Ketum dengan tujuan bukan
untuk mengejar kemenangan. Tapi tujuannya adalah lebih untuk memotivasi para pengelola
TBM lain, agar terdorong maju dan dengan gembira ikut mencalonkan diri. supaya
iklim kompetitifnya berkualitas.
Teman-teman, mulai malam ini, Sabtu
16/8/2014, mari kita anggap Munas 2015 adalah sesuatu yang menggembirakan.
Katakanlah saya sebagai sparring partner atau tandem saja. Jika saya tidak
terpilih, saya tidak akan meminta pemilihan diulang atau maju ke MK, hehehe...
Tidak. Saya akan tetap mendukung Ketum yang terpilih. Saya ingin menciptakan
suasana yang penuh kegembiraan dan kebahagiaan di TBM. Saya - insya Allah,
tidak akan lagi menggunakan cara pandang dari sisi negatif di sisa kepengurusan
saya yang tinggal menghitung bulan saja menuju tahun 2015..
Jadi, sekali lagi, saya meminta maaf
kepada teman-teman, jika selama ini kehadiran saya dianggap
"menakutkan". Mungkin saya terlalu memaksakan baju yang saya pakai
untuk dipakaikan kepada teman-teman. Benar belum tentu tepat. Saya rasa, kita
semua ingin TBM lebih baik, lebih baik lagi setiap saat. Mari kita sama-sama
saling mengoreksi kekurangan diri kita dan sama-sama pula memperbaikinya. Itu
adalah solusi yang tepat. Saya siap dikritik untuk itu.
Akhir kata, semoga Allah SWT
meridhoi niat baik kita dan memudahkan segala urusan kita. Terima kasih telah
bersama saya menemani dalam setiap langkah suka dan duka mengelola TBM selama 4
tahun terakhir ini. saya justru merasa plong dan happy setelah menulis
"pengakuan dosa" ini. Betul-betul tidak ada beban lagi. Semoga akan
muncul calon Ketum yang hebat. Saya memiliki banyak kekurangan. Tetap semangat.
Dari Sabang sampai Merauke, berjejer TBM dan kita adalah orang-orang istimewa
yang menggerakkan budaya literasi di negeri ini. Salam merdeka.(*/Rumah Dunia,
pukul 00:00, tepat 17 agustus 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar